by : Rizal Rahmanto ( @RR_WUW )
2011
"Keangkuhan Tak Akan Membuahkan Hasil"
Disuatu sore ketika Rose berjalan – jalan mengelilingi kota ia bertemu dengan
pengemis kecil anak bernama Kasih. Dia tidak memperdulikanya di saat Kasih
meminta sedikit sumbangan Rose tidak menghiraukan ia pun menendang Kasih dengan
sombong,”enak saja saya kerja setiap hari, hanya untuk kasih kamu uang.” Dengan
suara keras ia berkata sedemikian. Keesokan harinya ia mendapat sesuatu yang
tidak terduga, ia mendapatkan sekarung emas di depan rumahnya. Dia tidak tahu
dimana emas itu berasal. Kabar Rose mendapatkan emas tersebar di pelosok kota.
Ia pun menjadi orang terkaya di kotanya. Tetapi dengan emas itu ia semakin
sombong, bahkan dia telah memilik 7 budak di rumahnya. Budak – budak itu
sebenarnya adalah adik – adiknya sendiri tapi ia tidak mengetahui itu. Di waktu
sore hari ada seorang pengemis tua yang lumpuh, ia berharap meminta sedekah
pada Rose tetapi, Rose menghiraukanya saja ia pun berani menendangnya. Keesokan
harinya terjadi sebuah gempa yang dahsyat rumah Rose tidak rubuh, tetapi rumah
– rumah disekitarnya hampir rata dengan tanah. Para tetangga Rose meminta ijin
agar diberitempat menginap. Rose mengijinkanya tetapi mereka ditempatkan di
kandang kambing milik Rose. Akhirnya satu tahun berlalu Rose pun mulai memiliki
akal untuk memperbudak tetangganya sendiri. Sebenarnya Rose adalah anak seorang
raja ia memiliki nama Kanjeng putri rose mangkubuwana pakualaman. Dia adalah
anak seorang raja bernama Raden mas sri pukubuwana III. Tetapi ia dibuang oleh
selir ayahnya karena selir ayahnya tidak segera diangkat ayah Rose sebagai
permaisurinya. Rose pun ditemukan oleh seorang rentenir. Ia sering dididik ibu
tirinya berbuat kasar. Akhirnya ia mengikutinya, ia tumbuh menjadi anak yang
cerewet, pemarah, sombong, dan jahat. 10 tahun berlalu Rose bertemu dengan Kasih
ia pun juga berinisiatif menjadikan Kasih budak. Kasih sebenarnya adalah
pengawal ayah Rose. Ia menjalankan tugas besar yaitu mencari Rose. Ayahnya
sering sakit – sakitan. Tetapi sebenarnya Kasih adalah seorang budak, dulu
kakek Rose, Raden mas sri pukubuwana II bersumpah,”bahwa jika ada seorang anak
menjatuhkan piring cermin maka para budak kerajaan harus dibebaskan dari
perbudakan.” Ternyata Rose yang menyelamatkan itu sebabnya mengapa Kasih
bersedia menjalani tugas yang besar ini. Kemudian Kasih pun kembali ke
keratonya ia memberitahukan bahwa anak Raden mas sri pukubuwana III telah
kembali. Ia membawa beberapa pengawal kerajaan untuk membawa paksa Rose untuk
kembali.
.........
Selamat
Datang Rose
Para
pengawal itu berpura – pura menjadi pengemis tua karena hanya pengawal –
pengawal itu yang mengetahui apakah benar itu Rose yang mereka cari. Saat para
pengawal itu di depan rumah Rose para pengawal terkejut karena melihat kelakuan
Rose yang dulu baik sekarang menjadi seorang yang congak. Para pengawal itu
diperlakukan dengan semena – mena. Rose pun menendang mereka. Akhirnya Kasih
mengingatkan sesuatu benda yang Rose suka dimasa kecil benda itu adalah seutas
tali persahabatan antara Rose dan Kasih. Rose ingat dengan benda itu, dia masih
heran sebab tali itu dulu telah dibuang oleh Kasih. Kasih menceritakan hal yang
sebenarnya. Ternyata tali yang dibuang saat mereka bermusuhan dulu adalah tali
yang palsu. Karena Kasih percaya Tuhan selalu adil, pasti Rose akan kembali.
Akhirnya Kasih membawa Rose kembali ke Keraton, Rose pun membebaskan para
budaknya. Ketika sampai di keraton, ia melihat nenek tua yang pernah ia tendang
dulu. Ternyata nenek itu adalah seorang abdi dalam keraton ia berpura – pura
menjadi pengemis untuk mencari Rose. Ayah Rose pun segera menikahkan anaknya
dengan seorang pangeran di negeri sebrang bernama Sri pakubuwana VII. Rose pun
menjadi seorang ratu di keratonya dan suaminya menjadi seorang raja di
keratonya. Gelar rose pun naik menjadi Kanjeng gusti putri Rose pakuningratan.
Dan dia telah memiliki 7 anak bernama Kanjeng putri rose mangkubuwana
pakualaman II, Raden mas sri pukubuwana III, Raden mas sri pukubuwana IV, sri
kasultanan V, Raden mas sri pakubuwana VI, Raden mas sri pukubuwana VII, Raden
mas sri pukubuwana VIII, Sri kasultanan VI. Anak- anak Rose memimpin wilayahnya
dengan bijaksana. Bahkan mereka mengatur wilayahnya dengan syariat hukum agama
mereka. Walaupun bersaudara mereka memiliki agama yang berbeda. Mereka telah
menyetujui beberapa hukuman mati seperti hukum gantung, hukum tembak, hukum
bakar, dan hukum cambuk. Mereka memiliki prinsip,“Tuhan selalu adil, yang
bersalah pastilah salah yang tidak bersalah tidak akan mendapat karma.” Dengan
hidup semboyan itu mereka mengerti bahwa setiap manusia akan mengalami suatu
kelahiran, hidup, dan kematian. Karena mereka hidup dalam suatu kegembiraan
akan tetapi mereka selalu ingat kalau mereka lahir tanpa apa – apa jadi mereka
selalu melakukan hal – hal yang berguna saja bagi kehidupan seperti halnya
beribadah, membantu fakir miskin dan anak yatim piatu, dan mengembangkan seni
dan budaya.
.........
Janji
Suci
Saat Rose melakukan suatu perjalan Rose bertemu dengan seorang anak kecil hanya
saja ia belum bisa melupakan bagaimana rasa perih yang di alaminya saat ia
dicuri oleh ibu tirinya yang kejam. Rose yakin bahwa jikalau suatu hari nanti
ia akan merasakan bagaimana susahnya hidup ini. Saat pulang Rose masih tidak
mengerti mengapa dulu ia harus dicuri oleh seorang rentinir tersebut. Tapi saat
malam Rose baru menyadari bahwa ia tidak akan pernah bisa merasakan hidup susah
, tapi karena janji tersebut akhirnya Rose mancari anak jalanan tersebut dan
segera membawa pulang ke Keratonya. Keluarganya menyambut gembira bahkan
sekarang mereka senang dengan kehadiran anak tersebut. Sedangkan bagi Raden mas
sri pukubuwana V ia akhirnya menjadi seorang brahmana dan kastanya naik menjadi
brahmana. Ia seorang penganut hindu yang tekun setiap 1 minggu sekali ia sering
ke pura untuk beribadah dan berdoa kepada hyangwidhi. Di suatu malam ia berimpi
bahwa akan ada seorang anak yang lahir dari kasta kesatria. Walau anak itu
terlahir dari seorang pengemis tua. Ternyata itu bukan hanya suatu mimipi itu
suatu kenyataan, sebab seorang tabib keraton yang pandai meramal ia mengatakan
bahwa suatu saat nanti anak tersebut akan memimpin kerajaan. Akhirnya dengan
tekat yang berani ia mencari anak tersebut, sebab ia butuh seorang pemimpin
untuk memimpin rakyat di suatu kerajaan yang ramai. Kerajaan tersebut bernama
kerajaan Negeri lor yang berarti negri negeri utara negri yang padat akan
perdaganganya. Pada suatu hari di sebuah hutan yang sunyi ditemani burung –
burung kecil yang berkicau ria ia bertemu dengan seorang anak kecil. Sebenarnya
ia tidak sadar bahwa anak yang dibawa Rose tersebut yang dimaksud tabib
tersebut. Raden mas sri pukubuwana V mengira bahwa anak kecil yang ia temukan
di hutan adalah anak yang ada di dalam mimipinya. Akan tetapi sebenarnya anak
tersebut ialah budak dari negri kidul. Budak tersebut diperintah raja untuk
memata – matai kerajan Raden mas sri pukubuwana V. Sebenarnya dulu budak itu
adalah abdi dalem keraton Raden mas sri pukubuwana V. Karena hanya ingin uang
dan koin emas akhirnya budak itu bekerja pada kerajaan negri kidul yaitu
kerajaan yang kacau, tetapi memiliki suatu hati yang tulus untuk membantu
sesama (maksudnya sekutu kerajaanya) seperti kerajaan jenggala, kerajaan
hamunada, dan kerajaan anglipayan. Awal permusuhan mereka dimulai ketika dihari
sabtu wage hanya karena perbedaan pendapat mereka berseteru dan akhirnya bermusuhan.
Karena mereka sekarang bermusuhan akhirnya mereka saling berperang. Pertempuran tersebut
sebenarnya telah berakhir 25 tahun yang lalu. Tapi sekutu kerajaan Negeri Kidul
yaitu Kerajaan Hamunda, ingin memperluas kerajaanya. Kerajaan itu dipimpin oleh
seorang Hamunda V. Sebenarnya Renternir yang menculik Rose adalah suruhan dari
kerajaan Hamunda. Karena budak tersebut terlena dengan hasil kerajaan yang
melimpah akhirnya Budak tersebut berpindah pada kerajaanya Rose. Pada hari
Jum’at, ketika Raden mas sri pukubuwana melaksanakan Shalat jum’at terdengar
suatu kabar bahwa perang akan segera dimulai kembali.
.......
Perang
Mulai
Akhirnya
ketika sholat selesai , Raden mas sri pukubuwana memanggil saudara – saudaranya
yang berada di Gereja dan Vihara untuk segera pulang. Ketika sampai di rumah
mereka mengetahui bahwa Rose telah terbunuh. Mereka segera memakamkan Rose dan
mulai berperang. Saat hari mulai gelap mereka langsung meninggalkan keraton dan
menuju ke suatu gudang untuk bersembunyi dari kejaran para tentara sekutu.
Karena sekutu semakin banyak ayah Rose segera mengambil keris pusaka pemberian
kakek buyut mereka. Mereka menusuk keris terhadap pasukan – pasukan yang ada.
Hari sudah mulai
gelap mereka segera mencari penginapan di dekat hutan – hutan mereka memilih
untuk menginap di Ibu Kota sebab di Ibu Kota tidak boleh berperang. Setelah
sehari mereka tinggal di Kota mereka kembali lagi dalam perjalanan mereka
bertemu dengan seorang pemuda tampan bernama Rakya. Rakya bersedia mengikuti
mereka selama perang. Setelah 2 jam perjalanan menggunakan kereta kencana
mereka sampailah di suatu lembah. Karena suatu keadaan Raden mas sri pukubuwana
V menitipkan semua barangnya kepada Rakya. Rakya pun segera berlari ke hutan
untuk mencari buah dan membawa beberapa barang – barang Raden mas sri
pukubuwana V. Rakya tidak akan kabur, ia hanya ingin mencari buah untuk
persedian makanan selama satu hari ini. Ketika malam tiba Raden mas sri
pukubuwana V beserta keluarganya mengadakan rapat dengan Hamunda V mereka
menyetujui untuk berdamai. Akhirnya perang usai, karena Rakya berlari dan
mengira jika perang semakin besar ia pun meninggalkan secarik kertas yang
isinya perohonan maaf karena telah meninggalkan tugas demi dirinya sendiri.
Setelah membaca surat tersebut Raden mas sri pukubuwana V, kaget dan langsung
mencarinya kemana – mana padahal jika Rakya ketemu ia akan dihadiahkan menjadi
asisten Raden mas sri pukubuwana V. Lima tahun pun berlalu Raden mas sri
pukubuwana V beserta saudaranya telah menikah mereka memiliki beberapa anak
walau anak – anak mereka agamanya mengikuti agama orang tuanya.
Setelah anak
– anak tersebut tumbuh menjadi anak kecil yang lucu – lucu mereka senang sekali
sebab di tahun mereka lahir perang telah usai.
........
Kejujuran
Yang Berarti
Di suatu hari yang cerah anak –
anak tersebut bermain – main di hutan mereka bertemu dengan seorang pemuda di
hutan pemuda tersebut sebenarnya adalah Rakya. Karena mereka belum saling kenal
anak – anak tersebut pun berkenalan dengan pemuda tersebut. Rakya pun juga
mengajari mereka mengatur siasat perang. Anak – anak tersbebut memberi tahu
bahwa perang telah usai 12 tahun yang lalu. Akhirnya rakya pun di bawa ke
keraton, sesuai janji Raden mas sri pukubuwana V, Rakya akan diangkat menjadi
asistenya.
Saat di keraton
Rakya bertemu dengan adiknya, sebenarnya adiknya adalah pengemis kecil yang
diketemukan Rose di jalanan. Raden mas sri pukubuwana V tidak menyadari kalau
mereka ternyata adalah saudara. Tak berselang beberapa hari Rakya kabur dengan
adiknya dari keraton tersebut, ia hanya meninggalkan sepucuk surat yang berisi,
“ Maafkan kami,
kami telah merepotkan keluarga keraton. Kami hanya ingin hidup sendiri dan
tidak tergantung kepada orang lain. Saya juga membawa adik saya untuk pulang.
Tenang saja kami tidak mencuri barang – barang yang ada di keraton.”
Setelah membaca
surat itu keluarga keraton menangis melihat kejujuran seorang pemuda itu.
Mereka membiarkan Rakya pergi karena mereka yakin kalau itu yang terbaik
untuknya. Hari semakin larut malam. Mereka segera melakukan aktivitas –
aktivitas sehari – harinya. Hari berlangsung cepat bagai buah yang akan jatuh
dari pohonya. Buah itu menggantung ingin cepat jatuh. Itulah hari dimana Rakya
harus pergi.
“Minggu depan adalah
pelantikan putra mahkota. Anak sulung Raden mas sri pukubuwana V, yaitu B.R.M.
Duspita.” Kabar dari seorang Putra raja. “baiklah! Dia adalah pewaris kerajaan
ini. Undang semua anggota kerajaan!” Perintah Baginda.
...
“hahahahaha!” seorang abdi
dalem berteriak sekenang mungkin karena ia melihat seekor tikus di belakangnya.
“Apa?” seorang abdi dalem lain bertanya.”Hmmb” Gerutunya.
...
*Wait The Novel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar