Translate

Selasa, 16 Agustus 2011

Suatu Hari Nanti



by : Rizal Rahmanto ( @RR_WUW )

2011

          "Keangkuhan Tak Akan Membuahkan Hasil"
     Disuatu sore ketika Rose berjalan – jalan mengelilingi kota ia bertemu dengan pengemis kecil anak bernama Kasih. Dia tidak memperdulikanya di saat Kasih meminta sedikit sumbangan Rose tidak menghiraukan ia pun menendang Kasih dengan sombong,”enak saja saya kerja setiap hari, hanya untuk kasih kamu uang.” Dengan suara keras ia berkata sedemikian. Keesokan harinya ia mendapat sesuatu yang tidak terduga, ia mendapatkan sekarung emas di depan rumahnya. Dia tidak tahu dimana emas itu berasal. Kabar Rose mendapatkan emas tersebar di pelosok kota. Ia pun menjadi orang terkaya di kotanya. Tetapi dengan emas itu ia semakin sombong, bahkan dia telah memilik 7 budak di rumahnya. Budak – budak itu sebenarnya adalah adik – adiknya sendiri tapi ia tidak mengetahui itu. Di waktu sore hari ada seorang pengemis tua yang lumpuh, ia berharap meminta sedekah pada Rose tetapi, Rose menghiraukanya saja ia pun berani menendangnya. Keesokan harinya terjadi sebuah gempa yang dahsyat rumah Rose tidak rubuh, tetapi rumah – rumah disekitarnya hampir rata dengan tanah. Para tetangga Rose meminta ijin agar diberitempat menginap. Rose mengijinkanya tetapi mereka ditempatkan di kandang kambing milik Rose. Akhirnya satu tahun berlalu Rose pun mulai memiliki akal untuk memperbudak tetangganya sendiri. Sebenarnya Rose adalah anak seorang raja ia memiliki nama Kanjeng putri rose mangkubuwana pakualaman. Dia adalah anak seorang raja bernama Raden mas sri pukubuwana III. Tetapi ia dibuang oleh selir ayahnya karena selir ayahnya tidak segera diangkat ayah Rose sebagai permaisurinya. Rose pun ditemukan oleh seorang rentenir. Ia sering dididik ibu tirinya berbuat kasar. Akhirnya ia mengikutinya, ia tumbuh menjadi anak yang cerewet, pemarah, sombong, dan jahat. 10 tahun berlalu Rose bertemu dengan Kasih ia pun juga berinisiatif menjadikan Kasih budak. Kasih sebenarnya adalah pengawal ayah Rose. Ia menjalankan tugas besar yaitu mencari Rose. Ayahnya sering sakit – sakitan. Tetapi sebenarnya Kasih adalah seorang budak, dulu kakek Rose, Raden mas sri pukubuwana II bersumpah,”bahwa jika ada seorang anak menjatuhkan piring cermin maka para budak kerajaan harus dibebaskan dari perbudakan.” Ternyata Rose yang menyelamatkan itu sebabnya mengapa Kasih bersedia menjalani tugas yang besar ini. Kemudian Kasih pun kembali ke keratonya ia memberitahukan bahwa anak Raden mas sri pukubuwana III telah kembali. Ia membawa beberapa pengawal kerajaan untuk membawa paksa Rose untuk kembali.
.........
Selamat Datang Rose
    Para pengawal itu berpura – pura menjadi pengemis tua karena hanya pengawal – pengawal itu yang mengetahui apakah benar itu Rose yang mereka cari. Saat para pengawal itu di depan rumah Rose para pengawal terkejut karena melihat kelakuan Rose yang dulu baik sekarang menjadi seorang yang congak. Para pengawal itu diperlakukan dengan semena – mena. Rose pun menendang mereka. Akhirnya Kasih mengingatkan sesuatu benda yang Rose suka dimasa kecil benda itu adalah seutas tali persahabatan antara Rose dan Kasih. Rose ingat dengan benda itu, dia masih heran sebab tali itu dulu telah dibuang oleh Kasih. Kasih menceritakan hal yang sebenarnya. Ternyata tali yang dibuang saat mereka bermusuhan dulu adalah tali yang palsu. Karena Kasih percaya Tuhan selalu adil, pasti Rose akan kembali. Akhirnya Kasih membawa Rose kembali ke Keraton, Rose pun membebaskan para budaknya. Ketika sampai di keraton, ia melihat nenek tua yang pernah ia tendang dulu. Ternyata nenek itu adalah seorang abdi dalam keraton ia berpura – pura menjadi pengemis untuk mencari Rose. Ayah Rose pun segera menikahkan anaknya dengan seorang pangeran di negeri sebrang bernama Sri pakubuwana VII. Rose pun menjadi seorang ratu di keratonya dan suaminya menjadi seorang raja di keratonya. Gelar rose pun naik menjadi Kanjeng gusti putri Rose pakuningratan. Dan dia telah memiliki 7 anak bernama Kanjeng putri rose mangkubuwana pakualaman II, Raden mas sri pukubuwana III, Raden mas sri pukubuwana IV, sri kasultanan V, Raden mas sri pakubuwana VI, Raden mas sri pukubuwana VII, Raden mas sri pukubuwana VIII, Sri kasultanan VI. Anak- anak Rose memimpin wilayahnya dengan bijaksana. Bahkan mereka mengatur wilayahnya dengan syariat hukum agama mereka. Walaupun bersaudara mereka memiliki agama yang berbeda. Mereka telah menyetujui beberapa hukuman mati seperti hukum gantung, hukum tembak, hukum bakar, dan hukum cambuk. Mereka memiliki prinsip,“Tuhan selalu adil, yang bersalah pastilah salah yang tidak bersalah tidak akan mendapat karma.” Dengan hidup semboyan itu mereka mengerti bahwa setiap manusia akan mengalami suatu kelahiran, hidup, dan kematian. Karena mereka hidup dalam suatu kegembiraan akan tetapi mereka selalu ingat kalau mereka lahir tanpa apa – apa jadi mereka selalu melakukan hal – hal yang berguna saja bagi kehidupan seperti halnya beribadah, membantu fakir miskin dan anak yatim piatu, dan mengembangkan seni dan budaya.
.........
Janji Suci
        Saat Rose melakukan suatu perjalan Rose bertemu dengan seorang anak kecil hanya saja ia belum bisa melupakan bagaimana rasa perih yang di alaminya saat ia dicuri oleh ibu tirinya yang kejam. Rose yakin bahwa jikalau suatu hari nanti ia akan merasakan bagaimana susahnya hidup ini. Saat pulang Rose masih tidak mengerti mengapa dulu ia harus dicuri oleh seorang rentinir tersebut. Tapi saat malam Rose baru menyadari bahwa ia tidak akan pernah bisa merasakan hidup susah , tapi karena janji tersebut akhirnya Rose mancari anak jalanan tersebut dan segera membawa pulang ke Keratonya. Keluarganya menyambut gembira bahkan sekarang mereka senang dengan kehadiran anak tersebut. Sedangkan bagi Raden mas sri pukubuwana V ia akhirnya menjadi seorang brahmana dan kastanya naik menjadi brahmana. Ia seorang penganut hindu yang tekun setiap 1 minggu sekali ia sering ke pura untuk beribadah dan berdoa kepada hyangwidhi. Di suatu malam ia berimpi bahwa akan ada seorang anak yang lahir dari kasta kesatria. Walau anak itu terlahir dari seorang pengemis tua. Ternyata itu bukan hanya suatu mimipi itu suatu kenyataan, sebab seorang tabib keraton yang pandai meramal ia mengatakan bahwa suatu saat nanti anak tersebut akan memimpin kerajaan. Akhirnya dengan tekat yang berani ia mencari anak tersebut, sebab ia butuh seorang pemimpin untuk memimpin rakyat di suatu kerajaan yang ramai. Kerajaan tersebut bernama kerajaan Negeri lor yang berarti negri negeri utara negri yang padat akan perdaganganya. Pada suatu hari di sebuah hutan yang sunyi ditemani burung – burung kecil yang berkicau ria ia bertemu dengan seorang anak kecil. Sebenarnya ia tidak sadar bahwa anak yang dibawa Rose tersebut yang dimaksud tabib tersebut. Raden mas sri pukubuwana V mengira bahwa anak kecil yang ia temukan di hutan adalah anak yang ada di dalam mimipinya. Akan tetapi sebenarnya anak tersebut ialah budak dari negri kidul. Budak tersebut diperintah raja untuk memata – matai kerajan Raden mas sri pukubuwana V. Sebenarnya dulu budak itu adalah abdi dalem keraton Raden mas sri pukubuwana V. Karena hanya ingin uang dan koin emas akhirnya budak itu bekerja pada kerajaan negri kidul yaitu kerajaan yang kacau, tetapi memiliki suatu hati yang tulus untuk membantu sesama (maksudnya sekutu kerajaanya) seperti kerajaan jenggala, kerajaan hamunada, dan kerajaan anglipayan. Awal permusuhan mereka dimulai ketika dihari sabtu wage hanya karena perbedaan pendapat mereka berseteru dan akhirnya bermusuhan. Karena mereka sekarang bermusuhan akhirnya mereka saling berperang. Pertempuran tersebut sebenarnya telah berakhir 25 tahun yang lalu. Tapi sekutu kerajaan Negeri Kidul yaitu Kerajaan Hamunda, ingin memperluas kerajaanya. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang Hamunda V. Sebenarnya Renternir yang menculik Rose adalah suruhan dari kerajaan Hamunda. Karena budak tersebut terlena dengan hasil kerajaan yang melimpah akhirnya Budak tersebut berpindah pada kerajaanya Rose. Pada hari Jum’at, ketika Raden mas sri pukubuwana melaksanakan Shalat jum’at terdengar suatu kabar bahwa perang akan segera dimulai kembali.
.......
Perang Mulai
    Akhirnya ketika sholat selesai , Raden mas sri pukubuwana memanggil saudara – saudaranya yang berada di Gereja dan Vihara untuk segera pulang. Ketika sampai di rumah mereka mengetahui bahwa Rose telah terbunuh. Mereka segera memakamkan Rose dan mulai berperang. Saat hari mulai gelap mereka langsung meninggalkan keraton dan menuju ke suatu gudang untuk bersembunyi dari kejaran para tentara sekutu. Karena sekutu semakin banyak ayah Rose segera mengambil keris pusaka pemberian kakek buyut mereka. Mereka menusuk keris terhadap pasukan – pasukan yang ada.
   Hari sudah mulai gelap mereka segera mencari penginapan di dekat hutan – hutan mereka memilih untuk menginap di Ibu Kota sebab di Ibu Kota tidak boleh berperang. Setelah sehari mereka tinggal di Kota mereka kembali lagi dalam perjalanan mereka bertemu dengan seorang pemuda tampan bernama Rakya. Rakya bersedia mengikuti mereka selama perang. Setelah 2 jam perjalanan menggunakan kereta kencana mereka sampailah di suatu lembah. Karena suatu keadaan Raden mas sri pukubuwana V menitipkan semua barangnya kepada Rakya. Rakya pun segera berlari ke hutan untuk mencari buah dan membawa beberapa barang – barang Raden mas sri pukubuwana V. Rakya tidak akan kabur, ia hanya ingin mencari buah untuk persedian makanan selama satu hari ini. Ketika malam tiba Raden mas sri pukubuwana V beserta keluarganya mengadakan rapat dengan Hamunda V mereka menyetujui untuk berdamai. Akhirnya perang usai, karena Rakya berlari dan mengira jika perang semakin besar ia pun meninggalkan secarik kertas yang isinya perohonan maaf karena telah meninggalkan tugas demi dirinya sendiri. Setelah membaca surat tersebut Raden mas sri pukubuwana V, kaget dan langsung mencarinya kemana – mana padahal jika Rakya ketemu ia akan dihadiahkan menjadi asisten Raden mas sri pukubuwana V. Lima tahun pun berlalu Raden mas sri pukubuwana V beserta saudaranya telah menikah mereka memiliki beberapa anak walau anak – anak mereka agamanya mengikuti agama orang tuanya.
    Setelah anak – anak tersebut tumbuh menjadi anak kecil yang lucu – lucu mereka senang sekali sebab di tahun mereka lahir perang telah usai.
........
Kejujuran Yang Berarti
Di suatu hari yang cerah anak – anak tersebut bermain – main di hutan mereka bertemu dengan seorang pemuda di hutan pemuda tersebut sebenarnya adalah Rakya. Karena mereka belum saling kenal anak – anak tersebut pun berkenalan dengan pemuda tersebut. Rakya pun juga mengajari mereka mengatur siasat perang. Anak – anak tersbebut memberi tahu bahwa perang telah usai 12 tahun yang lalu. Akhirnya rakya pun di bawa ke keraton, sesuai janji Raden mas sri pukubuwana V, Rakya akan diangkat menjadi asistenya.
   Saat di keraton Rakya bertemu dengan adiknya, sebenarnya adiknya adalah pengemis kecil yang diketemukan Rose di jalanan. Raden mas sri pukubuwana V tidak menyadari kalau mereka ternyata adalah saudara. Tak berselang beberapa hari Rakya kabur dengan adiknya dari keraton tersebut, ia hanya meninggalkan sepucuk surat yang berisi,
   “ Maafkan kami, kami telah merepotkan keluarga keraton. Kami hanya ingin hidup sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Saya juga membawa adik saya untuk pulang. Tenang saja kami tidak mencuri barang – barang yang ada di keraton.”
   Setelah membaca surat itu keluarga keraton menangis melihat kejujuran seorang pemuda itu. Mereka membiarkan Rakya pergi karena mereka yakin kalau itu yang terbaik untuknya. Hari semakin larut malam. Mereka segera melakukan aktivitas – aktivitas sehari – harinya. Hari berlangsung cepat bagai buah yang akan jatuh dari pohonya. Buah itu menggantung ingin cepat jatuh. Itulah hari dimana Rakya harus pergi.
  “Minggu depan adalah pelantikan putra mahkota. Anak sulung Raden mas sri pukubuwana V, yaitu B.R.M. Duspita.” Kabar dari seorang Putra raja. “baiklah! Dia adalah pewaris kerajaan ini. Undang semua anggota kerajaan!” Perintah Baginda.
...
“hahahahaha!” seorang abdi dalem berteriak sekenang mungkin karena ia melihat seekor tikus di belakangnya. “Apa?” seorang abdi dalem lain bertanya.”Hmmb” Gerutunya.
...
*Wait The Novel



Tidak ada komentar:

Posting Komentar