Translate

Selasa, 16 Agustus 2011

Tiga Hati & Dua Dunia



By : Rizal Rahmanto

29/05/2011


                               Kenyataan Pahit
      Aku berjalan menyusuri ibu kota, menghela nafas panjang untuk segera beristirahat di pinggir jalan, bertemu dengan seorang gadis cantik. Dengan penuh harap aku ingin berkenalan tapi ia tidak menghiraukanku. Aku diam saja saat ia bergerak aku memperhatikanya, aku bertanya dalam hati ku apakah dia orang yang aku cari untuk menggantikanya tapi dia selalu menghindar dariku. Sungguh malu aku, aku berharap dia bertanya siapakah aku. Tapi itu hanyalah mimipi siang bolongku saja. Saat malam tiba aku pulang ke rumah, tak ku sangka dia ada di rumahku. Aku semakin ragu saat ayah memanggilku ia baru tahu kalau namaku itu adalah Arya. Ia mengajaku untuk pergi ke kolam dia mengitakanku bahwa dia itu siapa. Akhirnya aku tahu kalau sebenarnya aku adalah teman sekolahnya saat di bangku SD. Aku mulai bertanya padanya,”apakah kamu sudah memiliki seorang kekasih?” ia menjawab,“sudah.” Dia balik bertanya padaku aku juga menjawabnya sudah. Aku menjawab jujur bahwa aku memiliki kekasih yang bernama Anita. Crista heran saat Arya menyebut nama Anita. Crista tidak memberitahu bahwa Anita adalah kembaranya. Pukul 22.00 pun tiba Crista pun pulang bersama orang tuanya. Ia tidak menceritakan bahwa Anita telah wafat, karena penyakit jantungnya. Keesokan harinya Crista pergi ke rumah Arya, ia membawa Arya ke makam Anita. Arya tidak percaya bahwa kekasihnya telah meninggal 1 bulan yang lalu. Pantas saja sejak 1 bulan yang lalu tidak ada kabar tentang Anita. Crista sebenarnya suka terhadap Arya. Tapi ia hanya memendam perasaanya. Arya tetap tidak percaya. Pada suatu malam Arya bermimpi tentang Anita, ia bermimpi bahwa Anita masih hidup ia akan selalu hidup dalam hati Arya. Saat Arya menceritakan apa yang dia mimipikan tadi malam terhadap Crista, Crista semakin menangis sebab ia masih tidak percaya bahwa Arya mencintai seseorang yang sudah berada di dunia lain. Ia menyebut penderitaan cinta yang tak berhenti ini adalah karmanya sebab saat Anita sakit ia tidak pernah pulang sebab ia harus terus bekerja untuk berperang. Akhirnya waktu yang ditunggu tiba ia berulang tahun pada hari ini. Ia berharap Arya datang ke rumahnya tetapi alangkah terkejutnya Crista saat ia mengetahui makam adiknya yang sangat indah dengan taburan bunga, ternyata Arya melakukan hal itu demi cintanya terhadap Anita.
......
Kabar Bahagia
      Crista mulai menyesal mengapa dia harus memberitahu bahwa adiknya telah wafat kepada Arya. Setiap hari Arya bertemu Anita dalam mimpi. Pada keesokan harinya ia diberitahu kabar bahwa Crista masuk rumah sakit. Crista menangis di rumah sakit sebab Arya tidak menjenguknya. Arya setiap hari pergi ke makam Anita. Dokter mengvonis umur Crista 4 bulan lagi. Demi menghargai Crista akhirnya Arya bersedia menikah dengan Crista tetapi, walau mereka menikah mereka tidak bahagia. 4 bulan berlalu saat matahari menjulang tinggi Arya mengetahui bahwa istrinya telah wafat. Dia menangis, tetapi dokter membantu Crista dengan susah payah. Dokter meminta salah satu ginjal untuk disumbangkan kepada Crista. Satu tahun berlalu akhirnya mereka dikaruniai seorang anak yang mereka beri nama Pagunda. Tetapi Arya juga belum bisa melupakan Anita. Tujuh belas tahun berlalu Pagunda mulai mengerti apa makna suatu kehidupan. Tujuh belas tahun yang lalu dokter lupa bahwa jika ada seseorang menyumbangkan ginjal untuk Crista ia akan merasa kesakitan. Arya menyampaikan pesan terakhir kepada Crista, “apapun  yang terbaik untukku tak kan ku relakan kau menjadi miliknya.” Setelah mendengar ucapan tersebut Arya menutup mata untuk selamanya. Pagunda pun sebenarnya sudah bisa merelakan ayahnya. Tetapi, Crista masih belum bisa untuk merelakanya.
      Pada suatu malam Crista bermimpi bertemu dengan Anita. Anita mengatakan,”ambilah Arya sebab ia belum saatnya untuk meninggalkanmu.” Mendengar ucapan tersebut Anita bergegas keluar kamar, tanpa seijin Pagunda, ia meninggalkan Pagunda, dan bergegas menuju rumah sakit. Ia memasuki kamar mayat, “aku tak akan bisa mengambil Arya.” Dengan lirih dia berkata sedemikian. Kemudian dari belakang ada yang menepuk pundaknya, Anita pun kaget dia berpikir yang tidak – tidak. Ketika ia menengok kebelakang ia baru sadar itu hanya seorang petugas penjaga. Lalu petugas tersebut berkata, “apa yang kamu lakukan disini?” dengan perasaan gugup Anita menjawab,”aku hanya ingin mengambil jenasah suamiku,dan aku yakin dia masih hidup.” Tanpa basa – basi petugas tersebut mengambilkan dan dia kaget dengan apa yang ditemukanya, “subhanallah, ini sungguh mukjizatmu” dan petugas tersebut memanggil dokter Anita langsung senang. Ia segera menelpon Pagunda dan ibunya bahwa Arya masih hidup. Ketika dokter datang Anita langsung bergegas menuju ruang administrasi untuk menyewa 1 kamar VIP untuk Arya.
    Setelah arya dipindahkan ke kamar VIP nya ia pun terbangun.
“Anita . . . Anita . . .” Arya bersuara lirih.
Karena Crista mendengarnya, Crista langsung menangis dan menepuk pundak Arya, ia segera membangunka Arya.
“tenanglah Arya, Anita selalu ada di hatimu!”
Setelah mendengar ucapan itu Arya langsung Koma. Dokter tidak bisa memastikan kapan akan berakhir. Banyak teman Arya berdatangan mulai dari teman SD, SMP, SMA, Kantor, Kuliah, Mantan, dan juga rekan – rekan kerjanya. Semua membacakan ayat suci al-qur’an agar Arya segera bangun. Satu minggu berlalu Arya belum bangun juga.
    Setelah dua minggu Akhirnya Arya terbangun dan segera mencari Crista untuk menceritakan mimpi yang ia alami saat koma.
“Apa Arya?” Crista menangis senang.
“apakah aku boleh untuk menceritakan mimpiku saat aku tertidur sejak kemarin?” dengan tersenyum Arya mengatakanya. Membuat seluruh orang yang berada di ruangan itu tertawa karena Arya sebenarnya sedang koma selama seminggu. 
“ya boleh kok! Ayah” Pagunda memotongnya.
“sebenarnya, ayah bermimpi ayah, Pagunda, dan kamu Crista berada di Tokyo kota yang sering kita kunjungi saat liburan musim dingin dan semi. Kita berada di suatu kuil, setelah itu kita bertemu dengan Anita ia mengajak kita untuk masuk ke rumahnya yang ayah kira suatu kuil.”
“Oh, Jadi ayah selama tidur bermimpi itu ya?” Tanya Pagunda seolah ingin mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.
“Iya, Kalau ayah sudah sembuh nanti ayah janji deh! Ayah ajak ke Tokyo!” sahut ayah.
....
Kisah Dramatis
   Hari beranjak sore tubuh Arya menggigil dan ia segera menyuruh Crista untuk mematikan AC nya. Arya segera mengambil remote untuk menyalakan televisi plasma 32 inch yang ada di kamar tersebut. Arya segera menyetel saluran sepak bola.  Karena hari sudah mulai malam Arya mulai tidur dan ia pun langsung terlelap dalam mimpinya itu. Pagi mulai datang matahari mulai menjulang tinggi Pagunda membangunkan ayahnya dengan penuh kebahagiaan.
“Selamat Pagi ayah, bagaimana sudah agak sehatkan?”
Tanya Pagunda.
“Iya, sudah kok! Mana Bunda ayah ingin memeluknya?”
Tanya Arya serasa tak sabar ingi segera cepat bertemu Crista.
“Magandang Hapon!” sahut seorang teman Arya yang bersekolah mengambil jurusan bahasa tagalog seperti Arya.
“Iya, Ada apa Tir?” tanya Arya dengan tersenyum bahagia.
“gak apa – apa kok! Crista tadi menyuruhku untuk menjagamu sebab ia sedang mengurus paspor, karena ada suatu hal penting yang harus ia lakukan di Singapore”
“hmmb. . .” gumam Arya.
    Arya mengambil kursi roda yang berada di sebelah tempat tidurnya, dan menyuruh Tirta rekan kuliahnya mendorongnya. Arya pun mengajak Pagunda pula ini adalah hari pertama Arya keluar dari kamar tersebut walau hanya 1 jam. Seorang suster yang merawat Arya pun terharu ketika ia bertemu dengan Arya. Ternyata kisah perjalanan cinta Arya telah terdengar oleh para petugas rumah sakit. Tetapi Arya tidak menanggapi hal tersebut.
“ Tirta, tolong antar aku pergi ke makam Anita! Pasti ia sangat merindukanku.” Perintah Arya memaksa.
“ Baiklah mari kuantar!” Tirta tersenyum manis ke Arya.
   Dengan menaiki mobil Tirta yang baru ia beli di Tokyo dua bulan lalu. Arya pun tidak iri dengan mobil Tirta tetapi Arya iri karena melihat Tirta masih bisa menyupir mobil sendiri tanpa meminta bantuan orang lain. Arya pun berpikir akan kehidupanya, walau ia memiliki tiga mobil yang harganya berkelas dengan mobil – mobil yang dinaiki keluarga kerajaan di Inggris tetapi ia tidak dapat menaikinya saat ini. Dalam perjalanan ia masih belum bisa melupakan Anita. Ia masih merasa bahwa Anita masih hidup, ia yakin bahwa mimpi yang ia rasakan saat koma bukanlah sekedar mimpi tapi itu kenyataan. Sesampainya di makam Anita Arya segera bersujud dan langsung menangis di hadapan makam yang sepertinya sudah tidak terurus selama Arya berada di Rumah Sakit. Arya merasa hidup ini akan berakhir.
“ Mengapa harus aku dan kamu yang merasakan penderitaan ini ku tahan merasakan penderitaan ini, rasa penderitaan ini seperti Tiga Hati dan Dua Dunia yang kurasa” Curahan Hati Arya di depan makam itu yang tidak sengaja terdengar Tirta.
“ Tenanglah memang ini sulit bagimu untuk melupakanya tapi dia tidak akan tenang jika kamu berada disini dan menangis seperti itu!” ucap Tirta seakan menenangkan Arya.
“ Tapi, tidak baginya Anita masih tetap hidup dalam hatiku tak akan bisa terlupakan.” Sambung Arya.
  Arya menangis tangisnya terdengar hingga membuat kabur seluruh burung – burung kecil yang sedang memakani biji - biji bunga. Tak disangka hari mulai gelap Hujan gerimis menami drama romantis ini. Hidup ini bagai sebuah drama yang indah tanpa naskah ataupun dialog. Hujan semakin lebat mewarnai kisah dramatis tersebut. Tirta dan Pagunda berteduh di bawah tempat ronda, Arya tetap duduk di samping makam tersebut. Walaupun hujan, keajaiban pun terjadi bau harum mawar muncul. Tetapi kisah itu belum juga berakhir.
“ Arya, ayo kita pulang!” bujuk Tirta.
“ Kalian pulang saja dulu nanti saya akan tidur di ronda itu” Teriak Arya bersahutan dengan air hujan.
  Dengan perasaan gelisah Tirta meninggalkan Arya sendirian mereka pun berpisah untuk satu hari ini saja.
“ Om rasa ayah kamu sedang tidak mau diganggu, kamu hari ini tidur di rumah om Tirta saja ya!” Pinta om Tirta kepada Pagunda yang terlihat lesu.
“ Baiklah om!” Jawab Pagunda yang masih terus memikirkan ayahnya.
...
Arya Hilang
   Keesokan harinya tanpa mengajak Pagunda Tirta kembali ke makam Anita ia melihat Arya tidak berada disana ia takut kalau Arya diculik oleh seseorang yang tidak Arya kenal. Tirta pun bertemu dengan salah seorang penjaga makam ia pun bertanya.
“ Maaf, pak sebelumnya apakah bapak tahu orang yang tadi malam tidur di pos ronda ini?” Tanya Tirta terus terang.
“ Maaf saya tidak tahu, mungkin diculik penjahat yang biasa mangkal disini!”  jawab penjaga makam tua itu ragu.
“ Terimakasih pak!” ucap Tirta pelan.
   Tirta mencari temanya kemana – mana tapi ia tidak menemukanya. Sebenarnya yang diucapkan penjaga akam itu benar Tirta diculik oleh seorang penculik yang sering mangkal di pos ronda tersebut. Arya sekarang dalam keadaan sakit ia tidak bisa berjalan ia hanya dapat merangkak.
   Ketika Crista pulang dari Singapore Crista tidak percaya kalau Arya tidak ada di Rumah sakit. Crista segera menelpon Arya tetapi handphone  Arya tertinggal di rumah sakit. Ia pun menelpon Tirta lewat ponsel Arya kemudia Crista kaget kalu Arya diculik. Ia pun segera menemui Tirta di sebuah Mal terbesar di Jakarta. Saat itu Crista sangat bingung ia sudah mengerahkan beberapa polisi untuk mencari Arya. Berhari – hari telah terlewati hidup Crista hampa tanpa Arya. Ia pun juga penah tiga kali ketahuan akan bunuh diri. Tapi niatnya itu selalu saja dihalang – halangi oleh Tirta. Saat ia di jalan ia bertemu dengan seorang peramal, peramal tersebut tidak sengaja menabrak Crista saat peramal tersebut keluar dari sebuah gereja. Ia mengira peramal tersebut hanyalah seorang pendeta. Ternyata orang tersebut juga seorang peramal, banyak jemaat gereja tersebut yang meminta saran kepada pendeta itu. Hari mulai sore Crista terus berada di rumah pendeta itu untuk menengkan dirinya. Walau sebenarnya Anita seorang muslim tetapi ia adalah orang yang menghormati agama lainya. 
   Pendeta itu menenangkan Crista, akhirnya Crista dapat segera tenang dan bersabar. Tak berapa lama polisi menelpon Crista polisi sudah menanyai semua saksi yang melihat kejadian tersebut.
  Saat ini Arya sedang berada dalam sekapan para pencuri tersebut ia hanya diberi makan 2x sehari dengan nasi sisa. Pencuri tersebut meminta nomor telepon Crista untuk meminta tebusan uang. Ia pun memaksa Arya.
“ ayo, cepat jika kau tak segera memberikan nomor teleponya aku akan bunuh kau saat ini juga!” bentak pencuri tersebut.
   Arya hampir menyerah ia pun akhirnya mendapat ide, karena ia mempunyai seorang teman yang polisi dan ia pun memberikan nomor tersebut. Setelah itu pencuri tersebut segera menenelpon nomor tersebut.
“ Hei, Loe segera serahkan uang Rp1.000.000.000,00 dan segera bawa ke alamat Jalan kemari kalau tidak Arya akan segera gue bunuh! Alamatnya di dekat stasiun Jakarta Kota!” pencuri itu sambil teriak – tersiak. Karena tak sabar pencuri tersebut pun langsung menutup teleponya.
   Kemudian Polisi itu memberi kabar terhadap Crista. Crista segera berangkat dan sangat takut. Ia pun tidak peduli walau harus mengeluarkan uang berapa pun demi Arya. Ia segera mengambil uangnya. Dan segera menitipkan uang tersebut kepada polisi.
    Keesokan harinya polisi segera menuju lokasi penculikan Arya, tetapi sayang ketika sampai disana Arya telah tiada. Para penculik tersebut tidak tahu kemana Arya pergi, mereka pun segera mungkin mencari kemana Arya hilang. Para penculik pun menyerahkan diri mereka kepada polisi. Dengan hati yang tenang mereka datang dan diam dikantor polisi tersebut. Walau dalam perasaan mereka takut akan dipenjara seumur hidup tetapi mereka tampak tenang – tenang saja.
“eh, emang kemana sih orang itu?” Tanya penculik berusia 18 tahun tersebut.
“Gak tau! Dan gak mau tau!” jawab salah satu diantara tiga orang penculik tersebut. “Okelah!” Jawab mereka serentak.
*Wait For The Novel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar